Jakarta – Prihatin dan merasa resah karena Bahasa Gorontalo jarang digunakan di perantauan, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam HPMIG Jakarta Raya dan warga Gorontalo yang saat ini hidup di Jakarta dan tergabung dalam komunitas Gorontalo Rantau menggelar kursus Bahasa Gorontalo.
Ketua Bidang Pengembangan Organisasi HPMIG Jakarta Raya, Prahma Dangkua mengatakan, sekarang ini fenomena yang terjadi di kalangan anak muda Gorontalo jaman sekarang, khususnya anak muda yang merantau adalah penggunaan logat daerah perantauan (misalnya Makassar, Manado, atau Jakarta) yang lebih menonjol dibanding logat Gorontalo atau bahasa Hulontalo.
“Orang-orang yang merantau, saat kembali ke Gorontalo biasanya membawa logat-logat daerah perantauannya, sehingga jarang berbicara dengan bahasa Hulontalo,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Putri Nashanta Hamidun, anggota HPMIG Jaya keturunan Gorontalo yang lahir dan tumbuh di Jakarta ini merasakan bahwa sekarang ini sulit belajar bahasa Hulontalo pada teman-teman sebayanya. Perempuan yang akrab dipanggil Sasa ini mengaku, teman-temannya lebih senang menggunakan logat Jakarta dengan dirinya, bahkan ketika pulang ke Gorontalo, teman-temannya yang tidak merantau ke Jakarta, juga berbicara dengan logat Jakarta dengannya.
“Dirantau, khususnya Jakarta, saya banyak menemukan orang-orang Jawa, Sunda, Batak dan Minang yang berbicara bahasa daerahnya dengan lancar. Namun untuk orang Gorontalo jarang saya temukan, khususnya saya sendiri juga jarang berbahasa Gorontalo karna tidak begitu lancar. Apa jangan-jangan kita merasa jijik untuk berbahasa Gorontalo ya? Aatau ada anggapan dari orang-orang bahwa yang berbahasa Gorontalo itu orang kampungan atau udik,” ungkapnya.
Untuk mengatasi keresahan tersebut, Rizal Mantovani Bobihoe, Ketua HPMIG Jakarta Raya mengadakan program kerja kursus Bahasa Hulontalo bagi anak muda, dan orang Gorontalo yg merantau di wilayah Jabodetabek.
“Kelas bahasa Gorontalo ini diajarkan oleh Hamzah Isa, salah satu pengurus Lamahu. Hamzah Isa sendiri lebih lama hidup di rantau (Jakarta, Makassar dan Soroako) dibandingkan di Gorontalo. Namun, kecintaannya pada Gorontalo membuatnya terjun langsung belajar bahasa Gorontalo, hingga lancar berbahasa Gorontalo dan mengajarkannya pada orang Gorontalo yang merantau ke Jakarta,” kata Rizal.
Kelas bahasa Gorontalo yang dilaksanakan di Jakarta ini, rencananya akan dijadwalkan setiap hari Sabtu bertempat di Casablanca Mansion, Jakarta.
“Bagi masyarakat Gorontalo yang berada di Jabodetabek, dapat bergabung untuk belajar kelas bahasa Gorontalo bersama. Orang Gorontalo tapi tidak bisa berbahasa Gorontalo itu rasanya malu sekali. Memang hanya niat yang bersih, yang tulus mencintai Gorontalo yang akan menggerakkan kita untuk berbahasa Gorontalo, dan melestarikannya,” pugkas Hamzah. [*]