Pojok6.id (UNG) – Universitas Negeri Gorontalo (UNG) mulai memperkenalkan Kitab Me’eraji Nabi Muhammad SAW, yang ditulis oleh Syech Ali Bin Abu Bakar Al Hasani, yang dikenal dengan Bapu Ju Panggola, dalam ajang internasional Go Abroad Fair, di Utrecht, Belanda.
Rektor UNG, Prof. Dr. Eduart Wolok, S.T., M.T., menyampaikan bahwa UNG turut menyambut baik, serta secara aktif ikut andil dalam mengorbitkan kitab Me’raji, yang sekian ratus tahun belum ada yang menyempurnakannya, agar dapat dinikmati oleh semua kalangan.
“Dengan segala potensi yang dimiliki, UNG sebagai institusi perguruan tinggi, upaya menerbitkan kitab Me’eraji dan memperkenalkan ke dunia internasional merupakan suatu kebanggaan bagi UNG itu sendiri, sebab kitab Me’eraji adalah karya luar biasa yang bisa setara dengan kitab-kitab klasik terkenal lainnya”, ungkapnya.
Ia menuturkan, kitab me’eraji merupakan suatu tradisi yang terbentuk secara gradual di Gorontalo, dan sewajarnya mendapatkan domain perlakuan yang lebih baik demi menjamin kekuatannya.
“Me’eraji merupakan pengejawantahan realitas spirit keagamaan yang terawat lewat pelantunan aksara Arab, tentang kisah perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, yang kemudian dibacakan dengan berbahasa Gorontalo,” terang Prof. Eduart.
Sementara itu, Direktur Pusat Inovasi UNG (PIU), Funco Tanipu, menambahkan bahwa Me’eraji merupakan karya ulama besar yang mesti bisa diwariskan secara turun temurun hingga ke generasi masa depan. Sebab ada banyak hal yang disesuaikan didalamnya, dimulai dari pengumpulan teks Me’eraji dari lima wilayah adat dengan memperhatikan tendensi gaya penulisan dimasing-masing wilayah adat, penulisan kembali aksara pegon dan Latin, melakukan beberapa kali Focus Group Discussion (FGD) dengan seluruh pihak terkait, hingga sampai pada penerbitan sebagai bentuk akhir dari runtut proses pelaksanaannya.
“Penerbitan kitab Me’eraji yang dilakukan oleh UNG, dalam rangka membuat kitab lebih mudah dibaca dan di akses oleh semua kalangan. Selama ini hanya bisa dibaca serta dilantunkan oleh kalangan tertentu saja,” ujarnya.
Dalam edisi terbaru, sebagai ihktiar keilmuan oleh UNG, lanjut Funco, sentuhan yang dilakukan daiantaranya penyatuan lima teks (kitab) yang berbeda sesuai dengan lima wilayah adat yang berlaku, yaitu teks Hulontalo, Limutu, Suwawa, Tapa Bolango, dan Atinggola dengan pendampingan para ahli dibidangnya serta pembagian lebih detail dalam struktur penulisan bab hikayat dan juga dilengkapi dengan terjemahan bahasa Indonesia.
“Hal ini dimaksudkan agar kitab Me’eraji benar benar dimiki masyarakat sebagai Domain Publik, sehingga kitab ini dapat menjadi spirit bagi seluruh lapisan masyarakat Gorontalo untuk menjamin eksistensinya dan warisan luhur ini mampu berkelindan dalam wacana internasional,” tukasnya.
Dalam penyuntingan Kitab ini, tim editor terdiri dari Funco Tanipu, Mansur Martam, Man Muhammad, Abdul Wahab Thomas, dan Kiki Hanafi. Proses pengumpulan, penyusunan, hingga kitab ini siap terbit memakan waktu lebih dari satu tahun. (Adv)