GORONTALO – Terkait surat protes yang dilayangkan ke Presiden dan Kemenristekdikti yang mengatasnamakan Senat UNG ternyata tidak ditandatangani oleh Ketua Senat UNG. Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Senat UNG, Prof. Rauf Hatu saat dihubungi awak media.
“Hasil Pilrek sudah selesai, saatnya seluruh civitas kembali ke tugas masing-masing, yakni mengajar, mengabdi dan penelitian. Ketika ada yang mengkomplain hasil Pilrek kemarin, itu hak mereka atas nama pribadi bukan atas nama lembaga,” kata Rauf.
Rauf menegaskan bahwa proses pelaksanaan pilrek kemarin sudah sesuai mekanisme yang telah diaatur. “Saya sendiri tidak menandatangani surat ke presiden itu. Jika ada yang tidak menerima hasil tersebut, itu personal. Siapa saja yang menandatangani itu saya tidak tahu,” lanjutnya.
Rauf Hatu juga menegaskan, jika saat ini Pilrek sudah selesai dan saatnya untuk kembali bersama-sama mendukung tugas Rektor terpilih untuk membangun UNG kedepan yang lebih baik lagi.
Fence Wantu: Jangan Bawa Nama Lembaga Hanya Untuk Kepentingan Pribadi
Sementara itu, Wakil Rektor II, Dr. Fence Wantu mengatakan bahwa dari 39 daftar anggota senat yang diinformasi melayangkan surat protes tersebut tidak seluruhnya menandatangani.
“Dari 39 nama yang disebutkan, hanya 30 orang yang menandatangani surat tersebut. Sementara yang lainnya mungkin hanya dicatut namanya, termasuk ketua senat. Bahkan setelah kita konfirmasi langsung ke beberapa orang, mereka juga tidak tahu jika namanya dicantumkan dalam surat yang mengatasnamakan lembaga tersebut,” kata Fence, dihubungi melalui sambungan telepon.
Fence meminta kepada pihak-pihak yang belum menerima hasil Pilrek, agar tidak membawa nama lembaga atau merusak nama Senat hanya untuk kepentingan pribadi.
“Surat yang dilayangkan kemarin itu tidak mewakili senat, sebab ketua sendiri tidak menandatangani. Itu mewakili individu,” tegas Fence. (*)