Pojok6.id (VoA Indonesia) – Jumlah penangkapan orang-orang yang menyeberang secara ilegal ke Amerika Serikat oleh agen-agen Patroli Perbatasan pada bulan Mei lalu turun, menjadikannya yang terendah ketiga dibanding bulan-bulan lain selama masa kepresidenan Biden. Sementara angka-angka awal yang dirilis pada hari Kamis (20/6) menunjukkan sekitar dua minggu sejak presiden mengumumkan peraturan-peraturan baru yang membatasi pemberian suaka, jumlah migran yang ditangkap semakin berkurang.
Angka-angka tersebut mungkin merupakan berita baik bagi Gedung Putih yang telah berjuang untuk menunjukkan kepada para pemilih yang peduli dengan masalah imigrasi bahwa mereka memiliki kendali atas perbatasan selatan.
Namun, jumlah orang yang datang ke perbatasan sering berubah-ubah, tergantung pada kondisi di negara-negara yang jauh dari AS dan para penyelundup yang mengambil untung dari migrasi global.
Dalam sebuah pernyataan, Biro Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP)mengatakan Patroli Perbatasan melakukan 117.900 penangkapan terhadap orang-orang yang memasuki Amerika Serikat di antara titik-titik penyeberangan perbatasan resmi pada bulan Mei. Jumlah itu 9% lebih rendah dibandingkan bulan April. CBP menambahkan data awal sejak pengumuman Presiden Joe Biden pada 4 Juni yang membatasi akses suaka menunjukkan bahwa penangkapan telah turun 25%.
“Upaya penegakan hukum kami terus berlanjut untuk mengurangi penangkapan di perbatasan barat daya. Namun faktanya tetap saja, sistem imigrasi kita belum memiliki sumber daya untuk menghadapi situasi saat ini,” kata Penjabat Kepala CBP Troy A. Miller.
Amerika Serikat juga mengambil manfaat dari penegakan hukum agresif di sisi perbatasan Meksiko, di mana pihak berwenang Meksiko berupaya keras mencegah para migran memasuki perbatasan AS-Meksiko.
Angka-angka tersebut merupakan bagian dari serangkaian data yang terkait dengan imigrasi, perdagangan, dan penyitaan narkoba yang dirilis setiap bulan oleh CBP. Angka-angka terkait imigrasi diawasi dengan ketat saat berlangsung pengawasan politik yang intens terkait siapa yang memasuki AS, dan apakah pemerintahan Biden dapat mengatasi situasi tersebut.
Imigrasi merupakan keprihatinan utama para pemilih AS, di mana banyak yang mengatakan Biden belum melakukan cukup banyak hal untuk mengamankan perbatasan AS.
Mantan Presiden Donald Trump, yang diproyeksikan akan menjadi calon presiden Partai Republik, telah menjadikan isu imigrasi sebagai fokus utama kampanyenya, dengan mengatakan ia akan mendeportasi massal orang-orang yang berada di AS secara illegal dan mengambil langkah-langkah lain untuk menindak imigrasi.
Setelah Biden mengumumkan rencananya untuk membatasi akses suaka di perbatasan selatan, para penentangnya menggugat, dengan mengatakan bahwa hal tersebut tidak ada bedanya dengan upaya serupa di bawah pemerintahan Trump. [VoA]