JNE Untuk Pelaku UMKM, Digitalisasi Bantu Ekonomi Bangkit

Pelaku UMKM
Petugas JNE Express saat melayani warga yang melakukan pengiriman paket di kantor JNE Marisa, Jln Trans Sulawesi Kecamatan Marisa Pohuwato. Foto: Zainal

Pojok6.id () – Ukuran gerai Booth Container berwarna coklat itu, kira-kira 2 kali 1.5 meter, tingginya sekitar 2 meter. Warna putih sebagai interior. Tampak berjejer di rak dinding, beberapa bahan baku minuman siap diracik. Lokasi gerai berdekatan dengan warung makan, di sudut jalan simpang empat, Blok Plan Perkantoran Marisa, desa Teratai kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato. Daerah paling ujung, berjarak 150 kilometer dari pusat ibu kota Provinsi Gorontalo. Sekitar 3 jam perjalanan menggunakan mobil.

Ada tulisan ‘Xi No Na Boba’, diatas gerai Booth coklat itu, juga ada iklan X Baner depan gerai sebagai iklan promosi. Adalah Wawan Akuba sang pengelola Booth Container coklat itu, berprofesi sebagai jurnalis media lokal, Warga Desa Maleo Kecamatan Paguat, Pohuwato. Wawan, pengelola sekaligus pemilik usaha ‘Minuman Dingin’ kemasan gelas bernama Xi No Na Boba itu.

Sejak di launching 15 Desember 2021 lalu, Xi No Na milik Wawan telah memiliki pelanggan tetap dengan berbagai rasa kesukaan. Iklan promosi, ia mengandalkan handphone pintarnya, dilakukan lewat media pesan singkat WhatsApp maupun media sosial. Xinona sendiri merupakan jenis usaha khusus memasarkan minuman segar berkonsep waralaba. Induk usaha itu ada di Jakarta, siapa saja bisa jadi mitranya.

Read More

Ada 11 jenis minuman berbeda yang dijual, harganya pun bervariasi. Jenis paling murah ada Chocolate Milk Boba seharga 13 ribu rupiah. Selain itu harganya 14 ribu dan 15 ribu rupiah. Usaha tidak menghianati hasil, ia telah miliki pelanggan tetap.

Targetnya generasi milenial. Dia paham betul peluang pasar. Penempatan lokasi usahanya pun strategis, di jantung kota kabupaten, dekat kampus Universitas Pohuwato (Unipo). Gerai Booth Container coklat itu jadi perhatian ratusan mahasiswa saat masuk-keluar kampus. Selain itu, Pohuwato miliki iklim panas, namun bukan karena itu ‘Minum Segar’ Xi No Na Boba itu laku di pasaran.

“Kenapa pake merek ini?, survei pasar, boba itu masih menjadi favorit anak-anak muda, apalagi beberapa tahun belakangan booming,” Ujar Wawan

Konsep usahanya mengikuti tren pasar, sangat mudah, namun membutuhkan komitmen dan kepercayaan. Bisnis waralaba, tidak perlu modal besar. Bisnis waralaba sudah jadi pilihan pelaku bisnis ‘minim’ modal. Tidak perlu mengeluarkan ratusan juta untuk membuat merek besar. Praktis, hanya memerlukan relasi dan kerjasama. Dia berkelakar bahwa bisnis ini ditemukan tanpa sengaja. “Awalnya coba-coba,” kata Wawan

Ia bercerita, awal pembukaan usaha itu ternyata dari hasil tabungannya beberapa tahun bekerja. Hanya iseng namun serius dan telah di perhitungan. Sekitar 10 juta, modal awal yang dikeluarkan untuk membangun itu. Namun jika di total, ia telah mengeluarkan 20 juta, sudah termasuk Booth Container dan bahan. Katanya, jumlah itu dia ‘tinggal jualan’. Punya 2 pekerja, Pandi (25) dan saudara iparnya, Nandar (28) sebagai kasir. Usahanya buka pukul 09.00, tutup pukul 22.00 Wita. Di hari Jumat, gerai booth akan buka setelah salat Jumat.

“Lagi cari-cari apa kira-kira potensi, dari segi rasa dan akhirnya kemudian ketemu lah kandidat (produk) dari Kamsia (boba) terus ada bobati dan ketemu lah xinona boba yang paling pas, dari soal rasa, disain produk pas,” Cerita awal Wawan bagaimana dia menemukan bisnis Xinona boba.

Bisnis waralaba mengandalkan kecepatan dan keakuratan jadwal pengiriman barang atau resikonya kehilangan langganan. Seluruh bahan di stok dari pusat usaha di Pulau Jawa, seperti gelas kemasan hingga bahan pembuatan minuman boba harus dari pusat. Pengelola Xinona Boba di pusat kata Wawan, mengandalkan jasa ekspedisi untuk mengirimkan barang ke seluruh wilayah. Termasuk pengiriman barang untuk dia di kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato.

“Bahan baku kita hanya dibolehkan beli dari pusat. Distribusi ke Gorontalo pakai ekpedisi JNE. Kita pakai JNE karena lebih cepat, apalagi bisnis minuman begini bahan bakunya cepat habis,” Tuturnya

Semakin lancar pengiriman, bisnisnya semakin untung besar. JNE Express memiliki keahlian dalam pengepakan produk hingga ia tidak perlu khawatir saat pengiriman. Dari jualan itu menghasilkan omzet cukup besar. Perharinya, ia bisa mendapatkan omset sekitar 800 ribu hingga 1 juta rupiah. Hanya dari berjualan produk ‘Minuman Segar’ bernama ‘Cina’ Xi No Na Boba itu.

“Dari tim pengiriman pun sudah melakukan packing yang baik, kekhawatiran tidak lagi, saya pikir JNE sudah lebih profesional untuk itu. Kekosongan stok bahan sih khawatir banget karena memang potensi pembeli di waktu pergantian tahun sangat besar. Apalagi momen tahun baru,” Cerita dia saat jualan di akhir tahun baru 2021 yang tidak ingin kehilangan potensi keuntungan di perayaan pergantian tahun.

Usahanya sangat bergantung pada jasa ekspedisi JNE Express. Hanya butuh waktu 3 hari pengiriman, jika tidak ada kendala, barang akan sampai sesuai jadwal pengirimannya. Wawan dapat mengecek status keberadaan barang dalam perjalanan melalui aplikasi MY JNE di handphone. Sehingga tidak perlu khawatir barang saat pengiriman.

“JNE paling cepat distribusinya, dari Jawa ke Gorontalo tiga hari sudah nyampe,” Ujar Wawan

Usahanya tidak serta-merta memberikan keuntungan bagi keluarga, bahkan karyawan pun turut senang mendapatkan penghasilan dari pekerjaan itu. Namun ada masalah baru yang didapat. Masalah sampah plastik. Ia mengakui hal itu jadi masalah besar kalau tidak tertangani dengan baik.

Ia pun menyadari yang bisa dilakukan hanya menyampaikan himbauan kepada penikmat Xi No Na Boba. Harapannya, pelanggan dapat menjaga sampah agar tidak menjadi masalah lingkungan. Wawan mengatakan, sempat ia berpikir untuk menukarkan sampah gelas plastik dengan satu buah produk. Namun itu tidak dilakukan, ia khawatir hal itu menurunkan citra baik usaha Xi No Na Boba.

“Soal sampah kita tidak bisa mengontrol, tapi kita mengedukasi pelanggan kita agar tidak membuang sampah sembarangan. Kita mencoba agar sampah yang kita timbulkan tidak menjadi masalah baru di Pohuwato,” Ujarnya

Cerita Wawan hanya segelintir kisah pelaku usaha menggunakan jasa ekspedisi. Ada pula Titie Gobel, Pegawai Negeri Sipil(PNS) Pemda Pohuwato, warga kelurahan Pentadu kecamatan Paguat, Pohuwato. Titie juga pengguna jasa ekspedisi JNE. Kecepatan pengiriman paket jadi alasan dia menggunakan jasa ini.

Bedanya, Titie tidak berjualan. Barang yang dibeli di marketplace untuk konsumsi pribadi. Ia pengguna aktif. Modal kuota internet dan menginstal aplikasi dan tentunya uang, berbelanja pun bisa sambil rebahan.

“Layanan pengantaran paket itu terbilang cepat sesuai waktu tunggu di sistem pemesanan aplikasi jadi tidak perlu khawatir. Barang yang dipesan untuk konsumsi pribadi,” Ujar dia

Jual-beli di marketplace menjadi tren di Indonesia belakangan ini, termasuk wilayah ujung barat provinsi Gorontalo. Hal ini menjadikan jasa ekspedisi berperan besar dalam misi pengantaran paket. Kondisi telah berbeda, Pohuwato dulu senang berbelanja secara konvensional. Berbondong-bondong nge-Mall atau hanya sekedar makan di restoran. Belakangan tren nge-mall tersebut mulai surut, kalah saing dengan sistem online. Cara belanja generasi masa kini telah berubah. Saat ini, warga ke Mall lebih banyak hanya ingin ‘cuci mata’ atau sekedar nonton bioskop.

Titie mengungkapkan bahwa belanja di marketplace tidak ribet dan tidak capek. Sekali klik, tinggal menunggu barang sampai.

“Daerah sini jauh dari pusat Kota Provinsi Gorontalo,” Ungkap Titie

Kabupaten Pohuwato sendiri sebetulnya memiliki sejumlah pertokoan, cukup banyak. Namun, pilihan belanja online tetap jadi pilihan generasi milenial. Masyarakat kini termasuk di Pohuwato lebih doyan yang praktis, hampir seluruh lapisan kalangan, dari emak-emak hingga bapak-bapak.

Nandar (28) kasir gerai saat menunjukkan salah satu produk jualan di Booth Container Xi No Na Boba Milik Wawan Akuba. Foto: Zainal

JNE Express untuk

Ada jasa PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE Express, dibalik suksesnya pengantaran paket hingga ke tangan konsumen penerima. JNE Express salah satu jasa ekspedisi terbesar di Indonesia, mempunyai cabang di setiap daerah Provinsi, Kabupaten/Kota hingga ke desa pelosok. Di Provinsi Gorontalo, PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir secara resmi memulai bisnisnya sejak tahun 2005.

Hal itu disampaikan oleh Brand Manager JNE Cabang Gorontalo, Taufan Fesa, Jumat (31/12/2021). Teknologi digital turut membantu perusahaan ekspedisi melayani setiap pengguna jasa. Konsumen telah mudah mendapatkan layanan. Pengguna tidak lagi khawatir soal jarak tempuh barang yang jauh.

JNE express bertransformasi menjadi salah satu penopang perekonomian melalui jasa ekspedisi. Pembukaan agen JNE juga menjadi peluang usaha. Pengguna jasa JNE kian hari terus bertambah seiring dengan perkembangan teknologi digital. Layanan teknologi membuat pengguna jasa tidak lagi khawatir soal jarak termasuk soal waktu.

“Dulu mungkin masih sedikit barang masuk dan keluar untuk wilayah ini namun kini sudah dibilang jauh berkembang, dan alhamdulillah JNE ada di setiap momen perkembangan yang terjadi di Gorontalo,” Ujar Brand Manager JNE Cabang Gorontalo, Taufan Fesa.

JNE Gorontalo kata Taufan Fesa, memberi peluang besar terhadap pelaku UMKM untuk memperluas usaha. Terbaru, lanjut Taufan, JNE Gorontalo mengadakan forum diskusi dengan tema GOLLLLABORASI bagi 300 pelaku UMKM di Gorontalo.

“Perihal Ruang untuk UMKM sendiri JNE memiliki banyak program untuk mendukung UMKM terutama di wilayah Gorontalo, wadah kerjasama untuk para pelaku UMKM pun sudah ada dan alhamdulillah sudah banyak yang bergabung dengan JNE Gorontalo,” Ungkap dia

Komitmen perusahaan terang Taufan, yaitu menggandeng pelaku UMKM, memberikan edukasi sekaligus mendorong terciptanya pelaku usaha baru.

Dukungan Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah kabupaten Pohuwato membantu pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui program kolaborasi organisasi perangkat daerah (OPD). Bupati Pohuwato, Saipul A Mbuinga dan Wakil Bupati Suharsi Igirisa berkomitmen mewujudkan masyarakat sejahtera untuk mengentaskan kemiskinan.

Dukungan itu dilakukan dengan meningkatkan kualitas jaringan internet. Pemda telah bekerjasama dengan Telkom Gorontalo dalam meningkatkan kualitas jaringan internet di seluruh wilayah Kabupaten Pohuwato.

Pemda mendukung adanya pertumbuhan populasi pengusaha baru dan menjamin kemudahan berusaha. Pelaku usaha pun di dorong untuk menggunakan layanan digital dalam memasarkan produk. Peningkatkan kapasitas pelaku usaha melalui program pelatihan pun terus dilakukan sehingga UMKM turut memberi kontribusi menopang ekonomi nasional.

“Tahun 2021 kemarin, pelaku usaha dilatih untuk membuat produk, termasuk memfasilitasi pengadaan kemasan produk,” Kata Kabid Industri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pohuwato, Alfons. (Nal)

#JNE31tahun #JNEMajuIndonesia

Related posts