Pojok6.id (Gorontalo) – Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya menilai netralitas Aparatur Negeri Sipil (ASN) menjadi hal penting jelang Pemilu dan Pilkada tahun 2024. Netralitas menurutnya bukan tidak memilih namun tidak memaksakan pilihan kepada orang lain.
“Saya punya pilihan, bapak ibu punya pilihan. Kita punya hak politik, tetapi tidak perlu diungkap ke publik dengan cara-cara memihak, tidak melayani, ataupun menerapkan regulasi hanya kepada kelompok tertentu,” tegas Penjagub Ismail dalam arahannya pada apel Korpri di Lapangan Museum Purbakala Popa Eyato, Selasa (17/10/2023).
Lebih lanjut Ismail meminta aparatur tidak menghabiskan waktu di warung kopi pada waktu jam kerja, terlebih hanya untuk berbicara politik. Menurutnya, ASN harus menjadi perekat dan pemersatu bangsa dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, golongan, dan partai politik.
“Saya ingatkan ke teman-teman yang sering duduk di warung kopi untuk berhati-hati. Saya sudah pernah minta dirazia dan ketemu satu. Kalau ada ASN Pemprov Gorontalo yang duduk di warung kopi pada jam kerja berarti dia tidak melaksanakan tugas dan fungsinya, kecuali ditugaskan,” imbuhnya.
Terkait pengucapan ikrar netralitas dan penandatanganan pakta integritas, Penjagub Ismail meminta seluruh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah untuk menindaklanjutinya di masing-masing instansi. Ismail berharap ikrar yang sudah diucapkan dan pakta integritas yang telah ditandatangani bisa dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dengan bersikap netral pada pelaksanaan Pemilu dan Pilkada 2024.
“Netralitas ini tidak cukup kita ikrarkan dengan lisan, tetapi harus ada bukti otentik hitam di atas putih melalui penandatanganan pakta integritas. Olehnya itu saya minta kepada semua pimpinan OPD untuk menindaklanjutinya di instansi masing-masing,” pungkasnya. (adv)