GORONTALO – Jaring Advokasi Pengelolaan Sumber Daya Alam (JAPESDA) melakukan kegiatan penanaman mangrove di Desa Torosiaje Jaya, Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato. Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai bentuk penyadartahuan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan pesisir.
menurut Direktur JAPESDA Nurain Lapolo upaya dalam pelestarian mangrove juga bertujuan untuk meminimalisir dampak perubahan iklim.
“Seperti naiknya permukaan air laut dan cuaca yang sulit diprediksi mulai dirasakan oleh nelayan yang ada di sini. Karena itu penting dilakukan rehabilitasi untuk mengurangi dampak perubahan iklim tersebut,” ungkap Nurain pada penanaman mangrove di Desa Torosiaje Jaya (07/12).
Ia juga menjelaskan sebagian besar masyarakat Desa Torosiaje berprofesi sebagai nelayan sehingga penanaman mangrove dapat dijadikan sebagai penunjang penghasilan nelayan yang menggantungkan hidup dari hasil laut.
“Oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan terhadap mangrove yang menjadi habitat ikan dan biota lainnya yang menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat yang ada disini,” ujar Nurain.
Ia menjelaskan kawasan mangrove di Torosiaje Serumpun telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial (KEE), melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur No.322 Tahun 2017. Sehingga Torosiaje Serumpun perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten serta pihak terkait.
Sepanjang tahun 2019, JAPESDA sudah kali kelima melakukan penanaman mangrove di Torosiaje Serumpun. Pada penanaman mangrove tersebut jug menanam bibit sebanyak 1500 yang ditanam di Dusun Manunggal, Desa Torosiaje.
Pada kegiatan itu, turut terlibat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Gorontalo, Badan Advokasi Bentang Alam (BATANGA), Mapala STA dan pelajar se-Kecamatan Popayato masyarakat Torosiaje serumpun, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi, KSDA Wilayah Gorontalo, KPH I-II Gorontalo Barat, Baperlitbang Kabupaten Pohuwato dan Dinas Sosial Kabupaten Pohuwato, Pemerintah Kecamatan Popayato.(IYS)