Gorontalo – Perjuangan Ismet Abdullah, seorang anak yatim yang sehari hari berprofesi sebagai tukang ojek di daerah terpencil di Provinsi Gorontalo, yakni di Kecamatan Pinogu, Kabupaten Bone Bolango (Bonebol) akhirnya membuahkan hasil.
Ia dinyatakan lulus dan berhak mengikuti pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Batudaa, Gorontalo, pada penerimaan Bintara Polri tahun 2018 ini. Ismet Abdullah mengatakan, untuk meraih profesi sebagai seorang anggota Polisi, prosesnya tidaklah mudah ia raih. Cita-citanya sejak kecil untuk menjadi seorang Polisi akhirnya terwujud berkat kerja kerasnya selama ini.
“Menjadi seorang Polisi memang merupakan cita-cita saya sejak kecil. Saya sempat pesimis dengan cita-cita saya tersebut, karena hanya tinggal di daerah terpencil. Saya juga menyambung hidup sehari-hari dengan menjadi tukang ojek sepulang sekolah,” kata Ismet.
Namun nasib berkata lain, setelah mengetahui ada pembukaan pendaftaran Bintara Polri, Ismet Abdullah langsung mendaftar. Ia pun dinyatakan lolos setelah menjalani beberapa test dan ujian di Kepolisian. “Saya modal nekat saja dan tentu diiringi usaha dan doa, dan alhamdulillah akhirnya dinyatakan lolos. Saya dan keluarga tentu sangat bersyukur atas semua ini,” lanjut Ismet.
Sementara itu, menurut Kabid Humas Polda Gorontalo, AKBP Wahyu Tri Cahyono, penerimaan Polri baik Akpol, Bintara dan Tantama tidak bisa main-main lagi, karena sudah diawasi oleh tim eksternal. “Kini sudah bersih, transparan, akuntabel dan humanis,” ujar Wahyu.
Mantan Kapolres Bonebol ini mengungkapkan, calon siswa yang diterima tidak melihat pekerjaan orangtuanya, tapi bila memenuhi persyaratan dan hasil seleksinya baik, dia berhak lulus dan diterima jadi anggota Polri. “Penerimaan Polri kita berpedoman pada prinsip Betah (Bersih, Transparan, Akuntabel dan Humanis),” ujar Wahyu. Wahyu berpesan pada calon siswa Bintara agar sunguh-sunguh mengikuti pendidikan di SPN Batudaa, dan menjadi Polisi yang melindungi dan mengayomi masyarakat. (rls)