Indeks Daya Saing Gorontalo Lebih Baik dari Sultra

Suasana pemaparan Indeks Daya Saing Provinsi Gorontalo dan Provinsi Sulawesi Tenggara yang berlangsung di Ballroom Hotel Sheraton, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (11/07/2019). (Foto: Isam).

– National Support for Local Investment Climates () merilis hasil survei tentang daya saing ekonomi Provinsi Gorontalo dan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Komparasi dua daerah itu sengaja dipilih karena menjadi lokus proyek pengembangan ekonomi dan investasi yang dibiayai oleh Kanada itu.

Hal tersebut sebagaimana terungkap dalam pemaparan yang dilakukan oleh tim penelitin NSLIC bertempat di Ballroom Hotel Sheraton, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (11/7/2019). Dari 7 indikator utama yang diteliti, Gorontalo hanya memiliki satu poin yang lebih rendah.

Indeks daya saing daerah berada pada 5,35 poin jika dibanding dengan Sultra sebesar 4,96. Kinerja ekonomi Gorontalo 5,40 dibanding Sultra 4,25. Gorontalo hanya kalah dalam hal persepsi iklim bisnis yakni 6,05 dibanding dengan 6,29 milik Sultra.

Read More

Selanjutnya ada indeks kinerja investasi yakni 5,02 berbanding 4,68, kinerja pemerintah 5,80 berbanding 4,66, infrastruktur 4,46 berbanding 4,35 serta dinamika bisnis 5,37 berbanding 5,50.

“Meskipun Sulawesi Tenggara daerah yang relatif lebih tua tapi ternyata beberapa poin Gorontalo lebih baik. Misalnya dalam dinamika bisnis, usaha-usaha rintisan baru lebih banyak di Gorontalo,” terang Mukti Asikin ketua tim peneliti NSLIC.

Jika diurai berdasarkan kabupaten/kota se Gorontalo, indeks daya saing ekonomi Kabupaten Pohuwato di angka 5,94 hanya kalah dari Kota Gorontalo sebesar 6,04. Padahal kabupaten ini berada di daerah paling Barat Gorontalo.

Pohuwato bahkan jauh meninggalkan Kabupaten Boalemo yang berada di urutan terendah dengan 4, 29. Kabupaten Gorontalo Utara berada pada 5,02, Kabupaten Gorontalo 5,21 dan Bone Bolango 5,59.

“Temuan kami untuk skala bisnis di Gorontalo mayoritasnya kecil, bahkan bukan hanya kecil tapi mikro. Kalau mau kompetitif harus berinovasi. Harus didorong peran dari perguruan tinggi. Ke depan produknya tidak bisa biasa-biasa saja harus berada di atas standar rata-tata,” tambahnya.

Sementara itu, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menyambut baik hasil pemaparan yang juga dihadiri oleh para pimpinan OPD tersebut. Ia berharap indikator-indikator yang capaiannya masih rendah bisa diperbaiki setiap tahunnya.

“Kita bersyukur bisa disandingkan dengan Sulawesi Tenggara. Kita ini kan baru berusia 19 tahun dibandingkan Sultra yang sudah lebih dari 50 tahun merdeka. Kemudian mereka sumber daya alamnya cukup banyak, kita kan nggak ada?,” sebut Rusli.

Proyek NSLIC atau NSELRED (National Support for Enhancing Local and Regional Economic) merupakan kerjasama pemerintah Kanada dan Indonesia. Proyek ini diharapkan dapat mendorong penciptaan iklim investasi dan pengembangan ekonomi lokal di Gorontalo dan Sultra. (Adv)

Sumber : Humas Gorontalo

 

Related posts