Pojok6.id (DPRD) – Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Gorontalo, Hamid Kuna, dalam kegiatan Rakorda Rembuk Stunting sempat bertanya-tanya, apa itu stunting, bagaimana stunting, dan ada dimana saja lokasi warga yang terkena stunting.
“Terus terang pak gubernur, sebelum turun dari rumah tadi saya bertanya tanya, apakah stunting ini? Artinya kan pikiran saya tidak mengerti,” ungkap Hamid Kuna.
Setelah mengetahui stunting yang ada di Gorontalo sudah sangat populer diperbincangkan pada tataran nasional, Hamid Kuna mengatakan sangat prihatin dengan adanya stunting Provinsi Gorontalo yang mencapai 23,8% di tahun 2022
“Nah, saya punya masukan, dimana tujuan kami DPRD turun langsung, kita akan mendatangi desa yang mempunyai data stunting itu,” Ujar Hamid Kuna pada saat rapat berlangsung, di Rujab Gubernur Gorontalo, Sabtu (18/3/2023).
Politisi Partai Hanura itu juga mengungkapkan, setelah mengetahui bahwa penyebab stunting ini dikarenakan sanitasi, jamban dan juga rumah yang tidak layak huni, maka hal itu perlu untuk diintervensi
“Disisi lain kalau kita lihat, jamban ini perlu kita intervensi, artinya minimal, kita potret dimana yang kekurangan, perlu diintervensi berapa anggarannya,” pungkasnya.
Perlu diketahui bahwa, berdasarkan survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2019, angka prevalensi stunting di Gorontalo sebesar 34,89 persen dan berada pada peringkat keempat tertinggi nasional. Tahun 2022, angka prevalensi turun menjadi 23,8 persen. (Adv)