“Halima dan Perahu Bekas” dari Gorontalo Lolos Eagle Award Documentary Competition 2022

Halima dan Perahu Bekas
Rivon Paino dan Findriani Mahmud, dua sineas muda Gorontalo berhasil menjadi finalis Eagle Documentary Competition 2022 lewat proposal film berjudul Halimah dan Perahu Bekas. (Foto : Arnold)

Pojok6.id (Jakarta) – Dua sineas muda Gorontalo, Rivon Paino dan Findriani Mahmud, dipastikan menjadi finalis dalam Eagle Award Documentary Competition (EADC) 2022. Proposal film mereka berjudul , berhasil menyita perhatian dan menyakinkan para juri EADC 2022 untuk di produksi menjadi . Halima dan Perahu Bekas dipilih bersama 4 proposal ide film lain.

Sebelumnya, 5 proposal dari kelima tim telah melewati proses seleksi sejak 18 September 2022. Tim juri EADC 2022 menyeleksi 152 proposal untuk memilih 50 proposal. Jumlah itu kembali diseleksi menjadi 20 proposal dari setiap tim.
Di tahap ini, 20 tim di wawancarai oleh para juri yang terdiri Andi F Noya dari MetroTV, yang juga dikenal sebagai presenter program Kick Andy, Tonny Trimarsanto, Maestro Sutradara Film Dokumenter Indonesia, Sofia Setyorini, Impact Produser, Muthia Ganie Ph.D, Sosiolog dari Universitas Indonesia, dan Yosi Mokalu, Ketua Program Siberkreasi, yang bertanggung jawab memimpin program literasi digital yang ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia, dan dikenal sebagai salah satu personil Project Pop.

Kelima proposal ide film yang terpilih adalah
1. Halima dan Perahu Bekas, karya Rivon Paino dan Findriani Mahmud dari Pohuwato, Gorontalo
2. Lima Pare, karya Ilham Aulia dan Fahmi Abdul Aziz dari Lebak, Banten
3. The Flintstones Digital dari Belantara Rimba Bulungan, karya Rohil Fidiawan  M dan Anggrino Gilang  V asal Bulungan, Kaltara
4. Tanpa Terkecuali, karya Raka Mahandhika dan M. Tritaufan Saputra asal Depok, Jabar
5. Koneksi Di Tengah Samudra, karya Harsa Perdana dan M. Farhan asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat

Read More
Proses penjurian proposal film  Eagle Awards Documentary Competition 2022. (Foto : Istimewa)

Saat ini, Rivon – Findriani tengah mengikuti workshop dari Eagle Institute Indonesia sebagai upaya mengupas ide proposal dan melengkapi dengan sederet materi yang diperlukan peserta ketika akan melakukan eksekusi produksi film dokumenter. Sederet mentor ternama film Indonesia yang melatih peserta 5 film terpilih di workshop tersebut. Yakni, BW Purbanegara, Dony Kusen, Tonny Trimarsanto, Benny Kadarharyanto, Gelly Kusuma, Eko Rejoso, Agustya Herdwiyanto, hingga Cesa David Lukmansyah.

Proses produksi direncanakan sekitar 17 hingga 30 Oktober 2022 di lokasi masing-masing sedangkan proses editing yang direncanakan akan berlangsung di Jakarta pada 1 November 2022, hingga agenda awarding 30 November 2022.

Eagle Awards Documentary Competition 2022 (EADC 2022)  mengangkat tema Indonesia Bersinar, Makin Cakap Digital. EADC merupakan merupakan program tahunan Eagle Institute Indonesia yang diselenggarakan sejak tahun 2005,  dan merupakan program pendidikan serta produksi film dokumenter di Indonesia. Tahun ini EADC 2022 bekerja sama dengan Siberkreasi, Kominfo dalam rangka mendorong program literasi digital yang ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia. (rls)

Related posts