Gorontalo – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie benar-benar ingin membuktikan kebesaran jiwa kepemimpinannya. Setelah sebelumnya menggelar dialog terbuka dan evaluasi kinerja Pemerintahan NKRI, kini giliran para Presiden BEM se-Gorontalo yang diminta untuk mengevaluasi dan mengkritik kinerjanya bersama Idris Rahim.
Pertemuan yang dilaksanakan secara santai tapi serius di Rumah Makan Raja Tuna, Kota Gorontalo, Jumat malam (4/1/2018), juga sekaligus membahas program dan berbagai kebijakan yang sudah dilakukan pemerintahan Nyata Karya Rusli Idris (NKRI).
“Selama kalian menyampaikan dengan santun, dengan bukti bukti yang konkrit pasti saya terima. Kalian teriak-teriak, merusak apalagi anarkis maka saya sebagai gubernur tidak menginginkan,” buka Rusli.
Mahasiswa sebagai garda terdepan penyambung aspirasi masyarakat, diminta menilai secara obyektif dan memiliki kajian yang mendalam terhadap berbagai persoalan di daerah. Gubernur dua periode itu mencontohkan, ada 10 masalah tipikor yang sedang disuvervisi oleh KPK.
“Kawal semua kasus tipikor yang ada, baik di provinsi dan kabupaten/kota yang sekarang diproses oleh APH, baik di polda maupun di kejaksaan. Kaji dari kacamata hukum bukan kacamata lain. Jangan mau kalian ditunggangi oleh oknum-oknum dan masalahnya digoreng-goreng dan menjadi bias,” pintanya.
Mantan Bupati Gorontalo Utara mengaku sangat terbuka dengan berbagai hal, termasuk dalam menanggapi berbagai tuduhan dan fitnah. Ia hanya tidak ingin mahasiswa terjebak dalam suatu persoalan yang tidak substantif dan terkesan politis.
“Contohnya hari ini saya bertemu dengan BEM menggunakan kaos warna orange mereknya Harly Davidson, ada bukti fotonya. Jangan dibilang pake kaos hitam merek Lacoste terus bilang katanya-katanya,” sambungnya.
Pada pertemuan tersebut perwakilan mahasiswa menyampaikan berbagai aspirasinya, salah satunya mengenai program beasiswa penyelesaian akhir studi dan beasiswa S2. Program tersebut diminta untuk ditingkatkan karena sejalan dengan salah satu program unggulan yakni pendidikan gratis.
Mahasiswa juga menyerahkan hasil rekomendasi Temu BEM ke-II yang digelar awal Desember 2018 kemarin. Rekomendasi berupa surat tertulis dan konsepsi “Pembangunan Berkelanjutan, Sebuah Cita-Cita Bangsa” sebagai penjabaran tentang program Sustainable Development Goals (SDGs). (rls/idj)