Gorontalo – Pelaksaan Pemilukada dan Pemilu yang semakin dekat, membuat aliansi Gerakan Pemuda Peduli Rakyat Gorontalo (GPPRG) Provinsi Gorontalo yang dikoordinir Mais Nurdin, menyatakan sikap menolak politisasi sara dalam pemilu.
Menurutnya ada sejumlah gerakan yang bisa diidentifikasi sebagai teror atas kemerdekaan pemilihan, baik melalui survei-survei yang tidak kredibel, penyebaran pesan berantai yang destruktif dan diskriminasi.
“Terdapat penyebaran kebencian oleh oknum-oknum tertentu yang menggunakan identitas suku, agama, ras dan antar golongan (Sara), dan lain sebagainya,” ujarnya dalam aksi parlemen jalanan yang menyerukan Pilkada damai di Gorontalo, 12/3.
Atas dasar itu semua demi menjaga kualitas dan integritas Pilkada di Gorontalo, khususnya di Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo Utara yang saat ini tengah dalam tahapan pemilihan, pihaknya dengan tegas menolak segala bentuk politisasi sara dalam pemilu.
Menurutnya terwujudnya Pilkada dan Pemilu berkualitas dan bersinergi adalah tugas semua pihak, baik pemerintah, penyelenggara Pilkada, aparat keamanan, tokoh agama, tokoh masyarakat dan masyarakat itu sendiri.
Utamakan kemerdekaan diri kita sebagai pemilih cerdas dengan cara melepas dan mengabaikan segala bentuk politisasi identitas “Sara” yang tidak memiliki relevansi dengan proses pilkada.
“Kami turun aksi ini dengan tujuan untuk mengajak masyarakat Gorontalo, wujudkan Pilkada damai tanpa isu Sara dan money politik demi menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Gorontalo,” ungkapnya.
Menurutnya Pilakda di Gorontalo tetap dan harus berjalan sukses tanpa harus ada isu Sara dalam Pilkada. (idj)