GORONTALO – Proses pelantikan pejabat dilingkup Pemerintah Provinsi Gorontalo yang dikaitkan dengan kasus GORR yang disampaikan oleh salah satu aktivis LSM, mendapat respon dari Wakil Ketua Studi Pancasila dan Konstitusi (SPASI), Charlie Pangemanan.
Mahasiswa sekaligus aktivis yang aktif mengikuti perkembangan dan dinamika didaerah mengatakan, bahwa pernyataan tersebut hanyalah lelucon di tahun baru.
Pria yang akrab disapa Charlie ini beralasan, jika mau menyoroti kasus hukum dan pengaruhnya terhadap jalannya roda pemerintahan, harusnya kasus-kasus dugaan korupsi lainnya juga diungkapkan. Apalagi ada pernyataan dari seorang aktivis anti korupsi yang mengatakan bahwa citra pemerintah akan rusak dan kurang berwibawa, hal ini menjadi bahan tertawaan Charlie bersama teman-teman mahasiswanya.
“Itu lelucon tahun baru 2020, menggelitik dan jadi bahan tertawaan saya dengan teman-teman mahasiswa. Seharusnya jika mengaku aktivis anti korupsi mereka berani dan lantang menyebutkan satu per satu kasus dugaan korupsi, misalkan kasus korupsi di Bone Bolango yang tersangkanya masih berkeliaran bebas, di Kota Gorontalo juga diduga melibatkan pejabat daerah, dan beberapa kasus lainnya yang meresahkan publik. Semua kasus ini yang dibahas dan dikaitkan dengan daerah yang bersangkutan terutama soal efektivitas kinerja pemerintahan, bukan hanya satu kasus yang dikait-kaitkan, lucu sekali mereka itu,” ujarnya.
Charlie justru terkejut, jika ada yang mengaku aktivis anti korupsi yang hanya menyoroti GORR secara terus menerus kemudian memberikan statement tentang GORR.
“Sangat ironis buat statemen anti korupsi tanpa hasil analisa hukum tapi prasangka, asumsi dan hayalan. Sudahlah jangan mengatasnamakan aktivis anti korupsi, saya sarankan jadi aktivis GORR saja. Kalau mengaku aktivis anti korupsi, ya semua kasus korupsi didesak dan didiskusikan jangan dipilih-pilih. Cobalah diskusi soal korupsi bansos yang diduga melibatkan Bupati Bone Bolango, bicaralah di media bahwa citra pemerintah akan rusak, tidak berwibawa karena pejabat sudah kembali menyandang status tersangka,” tegasnya.
Charlie menambahkan, jika ingin menjadi aktifis jangan pilih pilih kasus untuk disoroti dan didesak. Karena menurutnya, hanya karena ulah oknum hal ini akan menimbukan asumsi masyarakat jika aktifis itu sama semua.
“Kalau saya mengaku aktivis anti korupsi dan memilah-milah kasus tertentu untuk didesak, lebih baik saya bekerja menjadi petani atau beternak ayam yang jauh lebih mulia daripada menjual idealisme sebagai aktivis anti korupsi,” tukasnya sambil tertawa. (pub)