California – Facebook, Selasa (13/11), mengatakan pihaknya tidak berhasil mengidentifikasi siapa yang berada dibelakang akun palsu yang sudah dihapus sebelum pemilihan paruh waktu yang baru lalu.
“Total kami telah menutup 36 akun Facebook, dan 99 akun Instagram,” demikian kata Nathaniel Gleicher, kepala kebijakan keamanan dunia maya Facebook.
Paling sedikit satu dari akun Instagram punya pengikut lebih dari sejuta, demikian menurut Facebook.
Sebuah situs yang mengatakan pihaknya mewakili Internet Research Agency yang disponsori pemerintah Rusia menyatakan bertanggung jawab untuk akun-akun itu minggu lalu. Tetapi, Facebook mengatakan pihaknya tidak punya cukup informasi untuk mengaitkannya dengan badan itu, yang sering disebut “troll farm.”
“Sebagaimana dinyatakan oleh berbagai pakar independen, trolls punya insentif untuk mengklaim kegiatan mereka lebih luas dan berpengaruh dari yang sebenarnya,” tulis Gleicher.
Foto-foto sampel yang dibeberkan Facebook menunjukkan unggahan tentang berbagai isu. Beberapa berisi pembelaan terhadap isu-isu sosial seperti hak perempuan dan LGBT, sementara lainnya tampak seperti pengguna konservatif yang menyuarakan dukungan untuk Presiden Trump.
Opini-opini yang diperlihatkan tampaknya sesuai dengan taktik Rusia yang diidentifikasi dalam kasus akun palsu lain.Sebuah analisis dari jutaan cuitan oleh Atlantic Council memperoleh temuan, troll Rusia acapkali pura-pura berperan sebagai anggota dari salah pihak yang berdebat, dan tujuannya adalah memaksimalkan perpecahan di Amerika. [*]
Sumber Berita dan Foto : VoA Indonesia