Dibalik Karakter Yang Keras, Ternyata Adhan Dambea Bisa “Baper” Juga

Tangis Haru Fatmawaty Djibu pecah saat menerima bantuan kursi roda dari Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea. Foto: iwandije

Pojok6.id (Kota Gorontalo) – Suasana sore di Pasar Sentral yang biasanya bising dengan suara pedagang dan pembeli seketika menjadi hening, melihat Fatmawati Djibu, seorang penyandang disabilitas meneteskan air matanya.

Tetesan air mata Fatmawati mengucur deras. Bukan karena meratapi nasibnya, tapi tangisan itu karena dia mendapat bantuan kursi roda dari seorang pemimpin daerah, yang selalu dibilang oleh lawan politiknya hanya tahu marah-marah.

Pemimpin itu, tak lain adalah Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea.

Read More
banner 300x250

Cerita Fatmawati mendapat bantuan kursi roda berawal saat dirinya akan balik ke rumah, usai menerima bantuan usaha ekonomi produktif (UEP) senilai Rp. 2 juta, bersama 29 penyandang disabilitas lainnya dari Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Dinsos PM) yang berlangsung di Lantai II Pasar Sentral.

Saat melintas melewati Wali Kota Adhan, Fatmawati hanya merangkak turun menuju lantai I. Melihat hal itu, hati Wali Kota Adhan tergugah. Seketika dia memangil Fadjar Milama, sang ajudan.

“Belikan kursi roda di Ibnu Sina,” bisik Wali Kota Adhan ke Fadjar.

Ajudan langsung bergegas menuju Ibnu Sina menggunakan mobil. Sementara Wali Kota Adhan menunggu di lantai I.

Melihat ada Wali Kota Adhan, pedagang berkumpul mengitarinya. Beberapa dari mereka bertanya-tanya, ada apa orang nomor satu di Kota Gorontalo itu berdiri cukup lama di Pasar Sentral. Pertanyaan itu terjawab dengan sendirinya, saat Fadjar datang membawa sebuah kursi roda.

“Bagini bilang pemimpin. Peduli dengan warganya,” sebuah kata yang terlontar dari mulut seorang tokoh masyarakat, saat melihat Wali Kota Adhan menyerahkan kursi roda ke Fatmawati.

Cucuran air mata Fatmawati makin deras, saat naik ke kursi roda. Dia pun langsung menarik dan mencium tangan Wali Kota Adhan, sembari bertutur ucapan terima kasih.

“Terima kasih, pak. Ini impian saya sudah lama,” kata ibu dari tiga anak itu.

Wali Kota Adhan Dambea saat mengantar Fatmawaty Djibu menuju kendaraan jemputan. Foto: iwandije

Fatmawati mengaku nanti kali ini dia mendapat perhatian dari pemerintah. Bukan cuma untuk menopang usaha yang dijalankan selama dua tahun, namun juga untuk menunjang aktivitasnya mengelola kios kecilnya.

Fatmawati merupakan warga Kelurahan Huangobotu, Kecamatan Dungingi. Dia hanya tinggal di kos-kosan.

“Saya tinggal di Dungingi. Saya hanya jualan di kios. Suami saya tukang bangunan. Jadi, jangankan membeli kursi roda, untuk makan saja kadang susah,” ucap Fatmawati terbata-bata.

Mendengar itu, Wali Kota Adhan tak bisa menahan air matanya. Hatinya begitu tersayat. Namun dia juga tak bisa berbuat banyak. Karena ketika ingin membuat sejahtera seluruh warga Kota Gorontalo, dia harus berfikir untuk menuntaskan piutang daerah.

Belum lagi dana transfer ke daerah dari pusat makin tipis. Tapi, kata Wali Kota Adhan, tidak mau menjadikan itu sebuah alasan. Dia akan berfikir keras agar masyarakat Kota Gorontalo bisa makmur.

Ternyata dibalik karakter yang dikenal orang sebagai sosok yang keras, Adhan Dambea juga bisa “Baper” (terbawa perasaan) ketika melihat rakyatnya kesusahan.

Baca berita kami lainnya di

Related posts

banner 468x60