Data Tengkes Gorontalo; 318 Anak Berstatus Sangat Pendek

Data Tengkes
Ketua TP PKK Provinsi Gorontalo, Gamaria Purnamawati Monoarfa, memaparkan perkembangan tengkes pada silaturahmi dengan para camat dan Kades se-Pohuwato di Gedung Universitas Pohuwato, Sabtu (1/4/2023). (Foto : Haris)

Pojok6.id (Gorontalo) – Ketua TP PKK Provinsi Gorontalo drg. Gamaria Purnamawati Monoarfa memaparkan perkembangan di daerah. Berdasarkan Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGMB) tahun 2022, dari 91109 sasaran tengkes, 318 di antaranya berstatus sangat pendek. Disusul pendek 1328, normal 21247 dan tinggi 44 orang.

“Data ini dihimpun dari enam kabupaten kota dengan total anak yang diukur sebanyak 23000 orang,” kata Gamaria saat silaturahmi dengan ratusan camat dan kades se-Pohuwato yang digelar di Aula Universitas Pohuwato, Sabtu (1/4/2023).

Lebih lanjut kata istri Penjabat Gubernur Gorontalo Hamka Hendra Noer itu, perbedaan anak yang mengalami tengkes dan tidak bisa dilihat dari penurunan berat badan. Dilanjutkan dengan penurunan fungsi kognitif hingga hambatan pertumbuhan linier (stunting).

Read More

Beberapa langkah yang sudah diambil oleh TP. PKK Provinsi Gorontalo bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan unsur terakhir yakni dengan program satu hari satu telur atau one day one egg. Program diawali deteksi dini pertambahan berat badan khususnya bagi anak usia kurang dari dua tahun.

“Kita juga menilai panjang untuk melihat risiko stunting pada usia dua tahun kehidupan. Terkahir pemberian nutrisi yang mencukupi zat gizi makro, dan zat gizi mikro yang diperlukan untuk proses pertumbuhan,” paparnya.

Capaian penurunan tengkes di Gorontalo tahun 2021 dan 2022 di Provinsi Gorontalo cukup signifikan. Pada 2022 penurunan stunting Pohuwato menjadi paling tinggi yakni 6,4 persen dibandingkan tahun 2021 sebesar 34,6 persen.
Selanjutnya kabupaten Kota Gorontalo dari 26,5 persen jadi 19,1 persen, kabupaten Bone Bolango dari 25,1 persen menjadi 22,3 persen serta Kabupaten Gorontalo Utara dari 29,5 persen menjadi 29,3 persen.

Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Gorontalo yang mengalami kenaikan masing masing dari 29,8 persen menjadi 29,9 persen dan 28,3 persen menjadi 30,8 persen. (adv)

Related posts