GORONTALO – “Kenapa saya memilih pulpen yang harganya 2.500? kenapa saya memilih judul story-line? Sama seperti hidup kalau membuat garis satu tidak ada artinya, tapi kalau dua, tiga, empat, seratus ternyata dia berbicara, dia bercerita,” kata Rizal saat berdiskusi pada pameran tunggal seni rupa “Story-Line” di Riden Baruadi Gallery, Sabtu (30/11/19).
Sore itu, dihadapan sejumlah jurnalis, Rizal Misilu, seniman yang tengah mengelar Pameran Tunggal “Story-Line” menceritakan bagaimana karya karyanya lahir dari sebuah pulpen seharga Rp.2.500. Dengan harga pulpen semurah itu,seniman berdarah Gorontalo itu menciptakan berbagai karya seni rupa nilai tinggi.Dengan peralatan murah, Rizal bercerita tentang kesederhanaan dalam setiap karya seninya.
Menurutnya alat yang murah kalau ditekuni dengan sungguh-sungguh akan memiliki nilai yang berarti. Siapapun orang, tinggi rendahnya derajat orang jika tidak memiliki cerita maka dia tidak akan berarti.
“Apapun anda, mau tinggi atau rendah, orang biasa atau anda pejabat. Sama saja kalau anda tidak menggalakan sebuah cerita anda tidak punya arti,” kata Rizal.
Pada pameran tunggal seni rupa Rizal Misilu menampilkan 31 karya yang memiliki tema pohon. Ia mengakui, setiap karya yang dihasilkan pada pameran Story-Line, memiliki durasi waktu pembuatan yang bervariasi, dari hanya dua jam hingga dua minggu waktu pembuatan.
Rizal mengakui memilih metafora pohon sebagai bentuk dari setiap lukisankarena pohon merupakan unsur alam yang hidup di dunia. Perjalanan hidup pohon seperti perjalanan kehidupan manusia.
“Mereka sama dengan kita (manusia) punya awal, punya perjalanan dan berakhir. Jadi metafora pohon saya anggap ini saya, ini anda, ini kita, ini mereka,” Kata Rizal memungkasi. (IYS)