GORONTALO – Sejumlah anggota Jamaah Tabligh (JT) yang telah selesai menjalani masa karantina di Asrama Haji Gorontalo, mengaku diperlakukan dengan baik selama masa karantina. Bahkan mereka membantah apa yang dikatakan AH, bahwa mereka mendapat perlakuan yang dikategorikan kejahatan kemanusiaan.
Saat diwawancara, Fitroy Ishak, salah satu perwakilan jamaah mengaku kaget dengan pemberitaan sejumlah media yang mengatakan bahwa mereka digiring ke ruang kematian, seperti yang disebutkan AH.
“Kami tidak pernah menyatakan seperti itu, dan kami siap jika dipanggil menjadi saksi dalam masalah ini,” kata Fitroy, Rabu (22/4/2020).
Hal senada juga dikatakan perwakilan jamaah tabligh lainnya, Feky Van Gobel. Ia mengaku tidak tahu jika pembicaraan dengan AH itu direkam dan menjadi konsumsi berita.
“Saya tidak mengetahui kalau pembicaraan tersebut direkam, yang kemudian rekaman tersebut seolah-olah mejadi bahan untuk menghantam pemerintah, dalam hal ini gubernur. Ternyata pernyataan kami dipolitisasi,” ungkap Feky.
Ia menambahkan, bahwa selama menjalani masa karantina di Asrama Haji mereka diperlakukan dengan baik dan layak oleh pemerintah provinsi.
“Kami diberi makan tiga kali sehari, berbagai makanan ringan, obat-obatan dan multivitamin. Ada juga dokter dan tenaga medis yang berjaga, sehingga sewaktu-waktu kami merasa kurang enak badan bisa langsung diperiksa,” imbuhnya.
Feky dan Fitroy mewakili para jamaah tabligh yang menjalani karantina, mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Rusli Habibie dan pemerintah provinsi untuk perlakuan dan pelayanan yang baik selama masa karantina di Asrama Haji Gorontalo. (adv-rwd)