Pojok6.id (Gorontalo) – Diskriminasi yang dihadapi oleh penyandang disabilitas merupakan isu nyata yang masih terjadi pada berbagai sektor. Hal tersebut berujung pada kesejahteraan yang timpang dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah.
Kondisi ini mendorong dua alumni Australia Nurlaela Jufri dan Rahmatul Furqan, untuk menginisiasi kegiatan bertajuk “Pelatihan Keuangan Inklusif Bagi Penyandang Disabilitas”, bertempat di Hotel Aston, pada Rabu (10/8/2022).
“Kami ingin mendorong adanya upaya menyeluruh, untuk mewujudkan pembangunan daerah yang merata dan inklusif. Khususnya pada sektor keuangan,” kata Nurlaela Jufri, selaku Project Leader.
Alumni The University of Melbourne itu menambahkan, pendanaan untuk kegiatan ini diperoleh dari bantuan pemerintah Australia, melalui skema Alumni Grant Scheme (AGS). Dalam pelaksanaannya, mereka menggandeng AIDRAN Indonesia Inklusif dan Yayasan Dharma Bhakti Ummu Syahidah Gorontalo.
AIDRAN sendiri merupakan organisasi yang berbasis di Australia dan Indonesia, dengan fokus pada upaya pemberdayaan penyandang disabilitas. Gorontalo dipilih sebagai lokasi kegiatan karena berdasarkan data, jumlah penyandang disabilitas pada Provinsi muda tersebut terbilang cukup tinggi dan rata-rata berada di usia produktif.
Pelatihan sendiri, mengundang berbagai mitra terkait di Gorontalo sebagai peserta diantaranya, lembaga keuangan, pemerintah, media, dan komunitas penyandang disabilitas sendiri.
“Pelatihan ini dilakukan secara holistik, dengan tujuan utama untuk mendorong keterlibatan semua elemen, guna memastikan penyandang disabilitas bisa terfasilitasi dan terlayani pada persoalan sistem keuangan,” kata Presiden AIDRAN Indonesia Inklusif, Dina Afrianty.
Pembina Yayasan Dharma Bhakti Ummu Syahidah Dra. Hj. Idah Syahidah Rusli Habibie, M.H turut hadir membuka acara pelatihan. Ia menekankan, Pemerintah harus terus melakukan terobosan, inovasi, dan perbaikan guna meningkatkan pelayanan akses keuangan yang inklusif.
Secara bersamaan, sahabat disabilitas juga harus terus dibekali dengan literasi keuangan yang baik, agar tidak saja memiliki kemampuan untuk akses keuangan tetapi juga dapat mengelola potensi finansial mereka dengan baik.
“Pelatihan seperti ini sangat diperlukan, khususnya bagi penyandang disabilitas. Sehingga, mereka lebih berdaya secara finansial dan terhindar dari segala bentuk penipuan dalam hal transaksi keuangan yang juga marak saat ini,” jelas Idah yang saat ini juga menjabat sebagai anggota DPR-RI periode 2019–2024.
Pelatihan tersebut juga ikut dibuka oleh Plt Gubernur Gorontalo Dr.Ir Hamka Hendra Noer, M.Si. Dalam sambutannya, Hamka memastikan komitmen yang kuat dari Provinsi Gorontalo untuk terus berupaya menjadi daerah yang ramah disabilitas. Ia berjanji bahwa pemerintah akan terus berupaya hadir demi mengayomi dan mengakomodir berbagai kebutuhan penyandang disabilitas agar dapat menggali potensinya serta berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
“Meski kita termasuk provinsi termuda di Indonesia, tapi Gorontalo ingin menjadi percontohan bagi provinsi lainnya untuk bisa menjadi daerah ramah disabilitas,” kata Hamka.