Disesalkan, Aksi Petani Plasma di DPRD dan Pemda Gorontalo Tidak Digubris

DPRD
Sejumlah Petani plasma saat melakukan masa aksi di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gorontalo. (foto_tiwi)

LIMBOTO – Sejumlah dari Desa Suka Maju, melakukan aksi di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gorontalo, Jumat (28/8).  Aksi ini dipicu adanya persoalan terkait pembagian hasil panen sawit.

Dari pantauan, tujuan kedatangan masa aksi ke kantor DPRD tersebut untuk menyampaikan aspirasi terkait persoalan yang terjadi di Desa Suka Maju, Kecamatan Mootilango, Kabupaten Gorontalo, hingga saat ini petani plasma tak menerima bagi hasil seperti yang dijanjikan oleh PT. Agro Palma.

Menurut Abdul Wahidin Tutuna, korlap aksi, kedatangan masa aksi tersebut tidak mendapat respon oleh pihak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gorontalo, dan pihak Pemerintah Daerah setempat.

“Kami datang di DPRD ini untuk menyampaikan aspirasi kami. Dengan harapan persoalan di Suka Maju mendapat penyelesaian tetapi tak bisa menemui anggota dewan untuk menyampaikan aspirasi,” kata Abdul.

Bahkan kata Abdul pihaknya sempat datang ke Pemerintah Daerah (Pemda) namun tetap tidak mendapat respon dari pihak terkait.

“Tadi juga kita ke pemda dan tidak ada yang menerima kita bahkan tidak sempat dimediasi, malah kita disitu makan dengan teman teman masa aksi tidak ada satupun yang menerima , malah mereka masuk kedalam, entah tau kemana,” sesalnya.

Abdul mengatakan, terkait dengan lahan petani yang dikelola oleh perusahaan sekitar 500 hektar. Lahan tersebut ditanami sawit dengan bagi hasil 20 bagi 80.

“Hasil itu dibagi 20 untuk petani plasma dan 80 untuk perusahaan. Akan tetapi janji yang disampaikan oleh perusahaan tersebut kemudian sampai dengan hari ini tidak ada,” jelasnya.

Sementara itu, petani plasma Kisman Usman menuturkan pihak perusahaan telah megelola lahan petani sejak 2012. 2013 melakukan penanaman sawit dan panen 2017. Namun setelah panen, petani tak menerima bagi hasil.

“Sejak lahan dikelola oleh perusahaan hingga panen, kami tak menerima bagi hasil. Dengan kejadian ini, kami ingin mengambil kembali lahan untuk dikelola petani,” tutup Kisman. (Tiw)

Related posts