Kota Gorontalo – Kelurahan Tanjung Kramat, Kelurahan yang dihuni 357 KK di Kecamatan Hulondalangi, Kota Gorontalo, mengalami krisis air dan pengolahan sampah.
Warga Tanjung Kramat sangat kesulitan air untuk digunakan sebagai kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Selain air, sampah yang ada di kelurahan itu juga menjadi permasalahan.
“Di Tanjung Kramat memiliki masalah krisis air, masalah kedua adalah sampah, dan terakhir sanitasi,” kata Arfan Botutihe selaku Lurah Tanjung Kramat.
Dari keseluruhan masalah di Tanjung Kramat, lanjut Arfan, yang paling utama yaitu masalah air. Air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sering menagalami kemacetan. terkadang mengalir lima hari sekali dan itu hanya 15 menit mengalir, setelahnya air mati kembali.
“Susah air, itu pun hanya 15 menit. Kadang-kadang air mengalir 5 hari sekali, kemudian tunggu beberapa hari lagi baru ada,” ungkapnya.
Katanya juga, untuk kebutuhan air warga terkadang harus membeli air 500 liter dengan harga Rp. 250.000 untuk digunakan beberapa hari yang dipasok dari Bonebolango.
Selain air, sampah juga menjadi permasalahan dan menjadi tantangan aparat kelurahan setempat. Hal ini akibat kebiasaan warga yang mudah membuang sampah di laut ketimbang di bak sampah. Dan untuk merubah itu butuh waktu dan praktek.
“Selain itu armada pengangkut sampah dari Dinas Lingkungan Hidup tidak sampai disini. Jadi tidak tahu harus dibuang kemana, lebih baik menurut mereka itu dibakar sedangkan Perda lingkungan hidup melarang itu,” jelas Arfan.
Lebih lanjut Arfan menambahkan, untuk mengatasi persoalan sampah Pemerintah Kelurahan bersama Pemerintah Kota berencana akan membuat Program Bank Sampah. (KT-05)